TEMPO.CO, Yogyakarta – Wisata ke Yogyakarta bukanmain hanya Malioboro, Keraton Yogyakarta, Kilometer Nol, Kebun Binatang Gembira Loka, dan destinasi pelesir yang berakibat reguler di masyarakat. Pengunjung juga bisa mencarijalan merembes ke perkampungan dan mencerna ciri khas di sana.
Salah satunya adalah Kampung Anggur di Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta. Letaknya relatif dekat di Kota Yogyakarta. Hanya sekitar 30 sampai 45 menit berkendara ke arah selatan.
Sesuai namanya, kampung ini dikenal seperti tempatnya pembudi daya anggur. Sebab, sebagian padat penduduknya menanam anggur di geladeri rumahnya. Di sepanjang sempurna kampung ini, terutama bermula bulan Juli sampai Oktober, pengunjung kecambah tergoda menatar batu batang anggur berpaham merah silam dan hijau, berperangai bulat sedikit lonjong, meliuk-liuk hampir di setiap geladeri penduduk. Daun pohon angggur merebak di konstruksi gedung hingga menjabat atap beradu di tengah hari yang terik.
Cerita Kampung Anggur ini beranak bermula seorang bermerek Rio Aditya. Dia menjajal menanam anggur di geladeri rumahnya pada 2010. “Awalnya saya coba menanam anggur lokal, Isabela. Tapi hasilnya kurang memuaskan,” wicara Rio pada Rabu 5 Agustus 2020. Kemudian pada 2014, dia mengganti dengan jenis anggur hibrida bermula Ukraina bernamanya Ninel.
Anggur ninel yang ditanam spesies Kampung Anggur, Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Pemuda yang memiliki serambi gedung seluas 150 meter persegi dipenuhi pohon anggur itu memilih budi daya anggur berkah potensi pasarnya yang menjanjikan. Buah yang identik dengan minuman wine asal Prancis itu pun coba dikembangkan di Bantul, dan ternyata melangkah. “Perawatannya anggur ninel ini lebih mudah, tidak mengenal musim, dan hasil panennya memuaskan,” ujar Rio.
Rasa batu batang anggur ninel ini lebih bersopansantun bermula jenis anggur lainnya. Tingkat kemanisan anggur itu mencapai 22 persen briks atau empat tingkat lebih pol dibanding jenis anggur teratur yang rata-rata 18 persen briks. Keberhasilan Rio membudi dayakan anggur ninel memancing minat spesies Kampung Plumbungan berperan-serta langkahnya.
Masyarakat tertarik berhuma anggur dan berperan-serta pelatihan budi daya dengan sedekah inayat desa. Mereka memeriksa menanam, merawat, hingga memanen anggur. Hanya selalu, Rio tidak memberikan kausa anggur ninel secara cuma-cuma. Tujuannya, penduduk parah menekuni budi daya itu atau tidak untuk sesaat selalu. “Saya menjual bibit anggur ninel Rp 100 ribu supaya mereka punya rasa memiliki dan serius budi daya,” wicara Rio.
Kini ada sekitar 300 pohon anggur yang ditanam di sepanjang sempurna kampung itu. Lebih bermula 80 persen spesies Kampung Plumbon membudi dayakan anggur itu di geladeri mereka. Susananya lulus seolah-olah di kebun anggur.
Usaha budi daya yang dirintis Rio mendapat sertifikasi bermula Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian pada Januari 2020u. Tanaman anggur yang ditanam Rio mendapat nama Satriya Tamansari 1.
Pekarangan gedung penduduk Kampung Anggur beradu dengan tanaman anggur ninel yang merebak di atap. Kampung Anggur terletak di Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kualitas tentu selalu mendatangkan keuntungan. Dalam setahun, setiap pohon anggur bisa panen 12 kilogram batu batang. Harga anggur ninel Rp 100 ribu per kilogram. Seiring misalnya, permintaan kausa bermula berbagairupa kaum di sekitar Yogyakarta juga bahkan pol. Bibit anggur ninel dibanderol harganya Rp 125 ribu.
Rio berambisi pemerintah membantu menata dan meluaskan Kampung Anggur seperti destinasi pelesir alternatif. Sebelum pandemi, menurut dia, setiap akhir pekan ada laskar wisatawan yang terdiri bermula 30 sampai 100 kaum berawal ke sana. Mereka merasakan sendiri sensasi panen anggur, menimbang, dan membeli anggur yang dipetik.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebuanan, Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Bantul, Imawan Eko Handriyanto berkata penduduk Kecamatan Bambanglipuro membudi dayakan berbagairupa tanaman. “Selain anggur, ada juga budi daya pisang dan anggrek. Itu bisa membuat banyak orang datang ke sini,” wicara Imawan.
Ketua Komisi B DPR DI Yogyakarta, Danang Wahyu Broto mengeja Kampung Anggur menjabat contoh pengembangan desa yang langsai subur bina minat budi daya sekaligus menjabat destinasi wisata alternatif di Yogyakarta. “Kampung Anggur bukti sektor wisata dan budi daya sebagai jalan pemberdayaan masyarakat,” ujar dia.